MALANG- Kehamilan akan mempengaruhi kondisi kesehatan perempuan akibat terjadinya perubahan hormon. Karena itu, bagi ibu hamil yang ingin melakukan puasa selama bulan Ramadhan sangat penting memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat. Spesialis kandungan RSI Aisyiyah Malang, dr. Minar Setyorini, SpOG, mengatakan hal ini dalam acara mingguan bertajuk Ngopi (Ngobrol Pintar), bahwa seorang ibu aman berpuasa selama kondisinya sehat. Tentu saja setelah dilakukan cek kesehatan secara terjadwal.
“Sudah banyak penelitian yang menyatakan tidak ada pengaruh buruk dari berpuasa. Jadi tidak akan berpengaruh terhadap janin. Pertama yang harus diperhatikan adalah tidak ada kelainan pada ibu dan janin pada saat kehamilan,” kata dokter Minar, Jumat (16/4/2021) pada sesi live instagram di akun resmi RSI Aisyiyah Malang.
Ibu hamil ketika melakukan puasa, dikatakan dr. Minar harus tetap mencukupi kebutuhan nutrisi dengan makanan gizi seimbang, 3x sehari saat buka puasa, setelah tarawih, dan sahur, juga mengkonsumsi cairan setidaknya 2 liter sehari, sehingga puasanya dapat berjalan lancar dan kehamilannya tetap sehat. Kemungkinan gangguan pencernaan karena adanya peningkatan hormon, terutama progesteron yang akan mengganggu gerak lambung dan usus, juga bisa ditekan bila pola makan tetap baik selama berpuasa. Makanan sehat dengan gizi seimbang antara lain karbohidrat, lauk pauk hewani, kacang kacangan, sayur dan buah, juga susu, sebaiknya dilengkapi di setiap jadwal makan.
Kenali juga tanda-tanda kekurangan kalori atau hipoglikemi seperti badan lemah, keringat dingin, pusing, yang menandakan tubuh perlu asupan makanan, sehingga pada kondisi ini sebaiknya membatalkan puasa.
Apabila tidak dirasakan keluhan selama menjalankan puasa, artinya tubuh ibu siap untuk melanjutkan ibadah puasanya.
Ibu juga harus bisa mendeteksi kondisi janinnya, yang mudah adalah dengan mendeteksi gerakan janin, dalam 1 hari minimal 10 x gerakan janin dirasakan oleh ibu, itu tandanya janin yg dikandungnya dalam kondisi bugar.
Nah, apabila ibu tidak mengalami keluhan, kondisi janin juga bugar, tentunya ibadah puasa bisa berjalan dengan lancar, dan berbagai efek positif dari puasa bisa didapatkan.
“Kalau ada keluhan mual muntah, terutama pada kehamilan trimester awal, disarankan untuk mengatur pola makan secara small and frequent, yaitu porsi sedikit namun sering, pola makan seperti ini tidak bisa diterapkan pada kondisi puasa, oleh karenanya, pada kondisi hiper emesis seperti ini tidak disarankan pada ibu hamil tersebut untuk berpuasa. Dipersilahkan untuk berpuasa bila keluhan mual muntahnya sudah mereda, dengan catatan kecukupan nutrisi dan asupan cairan tadi” ucapnya.
Dokter Minar mengatakan, jika seorang ibu hamil mengalami kesulitan makan dan beraktivitas tidak dianjurkan berpuasa. Bahkan ibu hamil jangan terlalu sering stres, karena bisa dirasakan pula oleh janin. Melakukan aktivitas fisik juga tetap harus dilakukan, meski sekadar jalan kaki selama 15-30 menit per hari.
“Berpuasa memang tergantung pada kondisi fisik. Kalau merasa aman, nyaman, enjoy, menikmati kehamilan ya diperbolehkan puasa. Ibu hamil yang sehat dan bahagia adalah kunci sukses lancarnya ibadah puasa dan suksesnya tumbuh kembang janin yg dikandungnya” tegasnya. (humas RSIA)
Leave a Reply